SALAH SATU TIM PKM-RSH FPIPS BERHASIL DIDANAI OLEH BELMAWA: “DARI SUKABUMI UNTUK INDONESIA”

Program Kreativitas Mahasiswa masih menjadi ajang bergengsi di tahun 2022. Dengan skema yang berbeda dan tingkat penyeleksian naskah proposal yang semakin ketat, Universitas Pendidikan Indonesia berhasil meloloskah 45 gagasan penelitian, yang mana dengan jumlah tersebut, kampus pendidikan ini berhasil bertengger di jajaran 5 besar universitas yang paling banyak mendapatkan kesempatan untuk melakukan riset pada ajang PKM tahun ini. Dari 45 gagasan penelitian tersbut, terdapat sumbangsih salah satu tim dari Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial.

Tim yang beranggotakan Widia Lestari (Ilmu Pendidikan Agama Islam 2019), Rani Trianti (Ilmu Pendidikan Agama Islam 2019), Annisa Fadilah (Pendidikan Sosiologi 2019), dan Nafilah Hamasah (Psikologi 2021) dengan dosen pendamping Bapak Dr. Saepul Anwar memfokuskan penelitiannya pada nilai-nilai karakter bangsa, khususnya pada generasi muda Indonesia, yang mulai tergerus. Hal ini terpotret dalam berbagai kasus, mulai dari tawuran antar pelajar, maraknya seks bebas di kalangan remaja, dan terjerumusnya mereka ke dalam narkoba dan minuman keras. Padahal, jika permasalahan mengenai lunturnya karakter ini tidak segera ditangani, akan memberikan efek domino bagi kemajuan bangsa Indonesia itu sendiri.

“Salah satu penyebab terjadinya degradasi karakter, karena arus informasi global yang membludak tanpa adanya filtrasi. Ketika terjadi hal seperti itu, disertai juga oleh lunturnya semangat menjaga nilai-nilai kearifan lokal yang sesuai dengan jati diri Indonesia.” Tulis salah satu anggota tim PKM tersebut.

Atas dasar berpikir itulah, Tim PKM-RSH tersebut menggagas penelitian dengan judul, “Building Character: Mengungkap Moral Values berbasis Kearifan Lokal pada Wayang Sukuraga di Sukabumi.” Harapannya, dengan menggunakan pendekatan nilai-nilai kearifan lokal yang dekat dengan masyarakat, salah satunya lewat pertunjukan Wayang Sukuraga—yang berasal dari Sukabumi—sedikit demi sedikit nilai-nilai karakter kembali tertanam pada generasi muda Indonesia.