PENGALAMAN BERHARGA PPLSP DI SMA SCHOOL OF HUMAN BEKASI

Oleh: Nasyilla Putri Nirwan (190071) dan Ajeng Puspita Ramadhani (1901381)

Program Pengenalan Lapangan Satuan Pendidikan atau yang biasa disingkat PPLSP adalah program yang dilaksanakan secara rutin oleh divisi P2JK di Universitas Pendidikan Indonesia, guna membentuk karakter mahasiswa sebagai calon guru nantinya agar dapat mengenali situasi dan kondisi langsung di lapangan. Prodi Ilmu Pendidikan Agama Islam atau yang biasa disingkat IPAI pastinya turut serta berpartisipasi dan mengirimkan mahasiswa ke sekolah-sekolah yang telah bermitra dengan UPI. Uniknya, pada tahun 2022 ini Prodi IPAI baru bermitra dengan salah satu sekolah swasta terbaik di Bekasi, hal ini tentunya menjadi pembuka silaturahim juga pengalaman baru untuk prodi IPAI khususnya mahasiswa yang PPLSP disana.

Nasyilla dan Ajeng selaku mahasiswa Prodi IPAI UPI mulai bertugas untuk PPLSP di School Of Human pada tanggal 12 September 2022. Berbeda dengan teman-teman yang lain, kami melangkahkan kaki untuk PPLSP di luar Bandung. Kami bertekad untuk mencari pengalaman, wawasan, tentang penerapan metode pembelajaran khususnya mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di sana.

School Of Human adalah sekolah ‘Inklusi’ yang dimana dalam satu kelas, ada beberapa siswa yang ‘Special’. Namun, mereka tidak pernah mengganggu siswa lainnya, karena hambatan yang ada dalam diri mereka masih bisa ditangani dan juga setiap orangnya memiliki guru pendamping. Selain mengikuti pembelajaran di kelas seperti siswa pada umumnya, mereka memiliki jadwal tambahan yaitu terapi. Namun jadwal terapi tiap siswa tidak sama, masing-masing memiliki jadwalnya sendiri karena mereka memiliki hambatan yang berbeda-beda.

Hal unik yang kami rasakan saat PPLSP disana yaitu siswa menggunakan seragam hanya di hari Senin dan Kamis, mereka juga bebas mewarnai rambut mereka, hal itu bukan berarti sekolah tidak memiliki aturan yang ketat,  namun School Of Human membranding sekolahnya dengan metode Multiple Intelligences yang berarti Kecerdasan Ganda, dimana sekolah adalah tempat untuk anak-anak berkreasi, berkolaborasi, dan sebagainya. Karena kecerdasan siswa tidak hanya soal akademik saja. Guru-guru mendukung penuh setiap kegiatan siswa untuk mengembangkan dirinya sesuai jenis kecerdasannya.

Hal unik lainnya khususnya dalam lingkup PAI di sekolah, siswa yang “Special” selalu azan di masjid sekolah pada waktu dzuhur. Kami merasa sangat takjub, walaupun beberapa dari mereka yang adzan memiliki hambatan pengucapan vokal bicara yang kurang jelas, namun mereka tetap berusaha melantunkan panggilan Allaah untuk menunaikan shalat berjamaah di masjid. Bahkan ketika masuk waktu dzuhur, siswa yang “Special” lebih dulu datang ke masjid, mereka bersegera wudhu untuk shalat di shaf awal.

Selain mendapat pengalaman mengajar di kelas, kami juga mendapat banyak hikmah dan kebahagiaan bertemu dengan anak-anak yang mungkin terlihat “kurang” secara fisik, namun mereka tetap berusaha untuk terus belajar, beribadah, bersosialisasi. Hal itu menjadi pengingat bagi kami bahwa sebesar apapun hambatan dalam hidup, seberat apapun hal yang kita alami, kita tidak boleh mudah berputus asa bahkan menyerah dengan keadaan. Karena, melihat mereka disana yang semangat belajarnya tinggi, pasti dalam lubuk hati mereka juga ingin menjadi seseorang pada umumnya, bisa berbicara dengan lancar, atau bisa berpikir dengan matang, dan lain sebagainya. Namun mereka tetap fokus pada potensi yang mereka miliki dengan terus mengembangkannya dan berusaha tampil percaya diri dengan hal yang biasa mereka lakukan.

Berita Lain
× Contact Us