[PMM SERIES – MODUL KEBHINEKAAN 4] MENGENAL HERITAGE BERSEJARAH DI TAMAN HUTAN HUTAN RAYA DENGAN RIANG GEMBIRA

Mahasiswa Petukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) batch 3 kelompok 4 Inbound UPI, dengan dosen pembimbing Dr. Saepul Anwar, S.Pd.I, M.Ag. dan LO Putri Utami Asrianti, S.Pd. (Mahasiswa S2 PAI UPI), melakukan kegiatan Modul Nusantara pada hari Sabtu (14/10/2023)ke Taman Hutan Raya Ir. Haji Djuanda Bandung, atau yang lebih sering dikenal dengan sebutan “Tahura”. Terletak di Bandung Utara tepatnya di Kompleks Tahura Jalan Ir H Juanda No 99, Ciburial, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Area ini merupakan suatu kawasan asri konservasi terpadu alam sekunder dengan berbagai tanaman serta jenis pinus. Tentu saja, menyajikan suasana yang menyejukkan dan nyaman untuk dijelajahi.

Kegiatan kami di sini dipandu oleh pemandu wisata yang langsung ditugaskan oleh pihak tahura. Kami menjelajahi beberapa heritage, salah satunya gua belanda yang mana di dalamnya masih terasa bangunan bersejarahnya ketika berada di dalamnya. mengingatkan betapa perihnya perjuangan bangsa kita dahulu. Di dalam gua ini terdapat rel dari besi di beberapa lorong gua yang dulunya digunakan untuk jalur kereta kayu yang dijadikan alat pembawa logistik makanan atau senjata ke dalam gua. Dan juga terdapat 15 lorong cukup besar dengan sejumlah ruangan yang terdiri atas ruang kamar untuk tempat istirahat para tentara Belanda, ruang interogasi tahanan dan penjara.

“Gua Belanda ini belum direnovasi seperti Gua Jepang. Bangunannya masih sama seperti aslinya,” ujar Dinar, pemandu wisata yang menemani kami menelusuri Tahura.

Dinar juga menunjukkan beberapa lubang-lubang yang dijebol di ruang tahanan. dan juga menceritakan tentang bagaimana rakyat Indonesia dipaksa untuk membangun gua ini.

“Walaupun usianya sudah cukup lama, fondasi gua ini masih sangat kuat,” sambung Dinar.

Setelah sudah cukup puas melihat seluk-beluk bangunan gua Belanda, kami menelusuri tempat-tempat yang ada di Tahura lainnya.

Sayangnya, jalan menuju gua Jepang sedang direnovasi sehingga kami tidak bisa menjelajahi gua jepang. “Gua Jepang ini didirikan oleh militer Jepang tahun 1942 dengan memanfaatkan masyarakat Indonesia secara paksa atau yang kita kenal dengan Romusha. Gua Jepang memiliki empat pintu masuk dan dua lubang penjagaan. Terdapat 18 bunker yang masih dalam keadaan sama seperti aslinya. Bunker – bunker ini pun memiliki fungsi yang berbeda – beda, misalnya sebagai tempat pengintaian, tempat penembakan, ruang pertemuan, gudang dan dapur,” ujar Dinar

Akhirnya kami memutuskan langsung ke penangkaran rusa yang masih berada di area Tahura. Di sini, kami memberi makan para rusa, berfoto, atau sekadar memanjakan mata dengan melihat pemandangan yang ada. Perjalanan, observasi, dan Kebersamaan di dalam Modul Nusantara kali ini begitu terasa. Dengan sejuknya suasana ‘hutan’ dan dimanjakan oleh pepohonan beserta binatang-binatang yang ada di dalamnya membuat kami mengambil banyak pembelajaran dan hikmah, tentang menghargai jasa para pahlawan, melestarikan budaya, menjaga lingkungan dan ekosistem, dan sebagainya. (Kontributor Putri Utami)

× Contact Us