[PMM SERIES – MODUL KEBHINEKAAN 2] KAMPUNG TOLERANSI MEMBERIKAN REFLEKSI TENTANG PENTINGNYA SIKAP TOLERANSI DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT

Mahasiswa Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM)  kelompok 4 inbound UPI dengan dosen pembimbing Dr. Saepul Anwar, S.Pd.I, M.Ag. dan LO Putri Utami Asrianti, S.Pd. (Mahasiswa S2 PAI UPI), mengikuti Modul Nusantara pertemuan ke-3 hari sabtu (23/09/2023). Modul nusantara kali ini, kami mengunjungi Kampung Toleransi yang berada di Jl.Luna IV, Jamika, Kec. Bojongloa kaler, Kota Bandung.

Sesampainya di sana kami disambut dengan hangat oleh Pak Jahja selaku ketua pengurus kampung toleransi yang saat ini tengah menjabat dan juga disambut hangat oleh beberapa pengurus lainnya. Dalam sambutannya ia menyebutkan bahwa kampung toleransi ini memiliki tingkat kerukunan yang sangat tinggi antar warganya. Bahkan di sini seluruh warganya saling menghormati agama dan keyakinan masing-masing, terlebih saat perayaan hari raya, maka mereka saling membantu dan memberi hadiah.

Rumah ibadah yang ada di kampung toleransi ini ada beragam.  Dari mulai masjid, gereja, sampai vihara. Bahkan terdapat rumah ibadah yang jaraknya sangat berdekatan. Terdapat empat gereja, empat wihara, dan dua masjid di Kampung Toleransi ini. Empat gereja tersebut adalah gereja Pantekosta, gereja Rehoboth Ebenhaezat, gereja Bethseda, dan gereja Jemaat Kristus. Empat wihara di antara lain, wihara Yasodhara, wihara Terang Hati, wihara Aman, dan wihara Ratnapani. Terakhir, dua masjid yang terdapat di Kampung Toleransi Gang Luna adalah masjid Al-Amin dan masjid Al-Asror.

Jahja Kosim turut menyampaikan bahwa “sikap toleransi di Gang Luna bukan semata hadir setelah peresemiannya, namun sudah tertanam sejak dahulu kala. ketika adanya perayaan hari besar keagamaan baik Islam maupun non-Islam, baik secara finansial maupun jasa, masyarakat di sana saling bantu dan mendukung kesuksesan acara satu sama lain,” terangnya.

Setelah dipaparkan beberapa sejarah, kultur, sampai pengaplikasian sikap toleransi di kampung ini, kami diajak untuk mengunjungi rumah ibadah yang terdapat di kampung ini. Kami mengunjungi gereja bethseda, wihara al aman, wihara terang hati, masjid al-asror, dan vihara yoshodara. Kami bertemu dengan salah satu pengurus wihara di sana yang bernama Pak Asikin.

“Semua agama itu tujuannya satu, untuk mencari kebenaran dan Tuhan itu sebenarnya hanya satu yaitu Allah. Hanya jalan dan keyakinannya berbeda. Misal kita tujuannya menuju Jakarta, ada yang melewati Bogor, Cikampek, dll, Tapi tujuannya sama. Maka dari itu hargai dan saling menghargai kepercayaan masing-masing” Ujar Pak asikin

Setelah kami mengunjungi beberapa rumah ibadah selama hampir dua jam akhirnya kami pulang kembali ke Universitas Pendidikan Indonesia untuk melakukan refleksi. Banyak pengalaman dan insight yang dapat kami ambil dari kunjungan kami di kampung Toleransi ini.

“Di kampung toleransi aku bisa belajar lebih menghargai dan memahami orang-orang yang berbeda keyakinan itu bukan untuk dijauhi namun untuk bisa saling hidup rukun dan damai.” ujar Arif salah satu Mahasiswa MN

“Tadi selama di kampung Toleransi banyak hal yang awalnya tabu, jadi bisa lebih tahu dan mengenal masing-masing dari agama lain bukan agama sendiri saja. jadi bisa lebih menghargai dan menghormati satu sama lain.” Ujar Faulita.

Pengalaman di kampung toleransi ini harapannya dapat membuat mahasiswa Modul Nusantara PMM 3 inbound UPI dapat menghargai keragaman dan menumbuhkan sikap toleransi satu sama lain. (Kontributor Putri Utami)

× Contact Us